ASAP rokok daun atok berkepul- kepul menerawang ke udara.Dia yang sedang tersandar di tiang tangga merenung jauh ke arah hamparan padi nan menghijau.
Ameerul Husny mengambil kesempatan cuti selama 1 minggu itu dengan menziarahi sahabat - handai ." Jauh termenung nampak tok ? Apa yang di menungkan tu ?," soal Ameera Husna seraya menghulurkan secangkir kopi .Atok menerimanya dengan tersenyum.
" Ameera, berkenaan apa yang kita bincangkan semalam , tok rasa dah tiba masanya untuk tok beritahu sesuatu "
" Apa dia tok? Bunyi macam seriuos aje ? " Ameera Husna melabuhkan punggungnya atas tangga bawah atok.Ameera Husna mendongak mahu mendengar apa yang ingin atoknya itu sampaikan.
" Yang sebenarnya , Ameera dan arwah mama menurun kebolehan arwah nenek kamu "
" Hah! Arwah mama ada ? Tapi , kenapa tak pernah tahu pun? And tak pernah nampak pun...Tak caya lah tok..."
" Betul...Mungkin mama kamu pandai rahsiakannya ....Sebelum, dia meninggalkan kita dia pernah mengadu pada atok....Tak mustahil kalau atok katakan ' benda ' yang selalu mengacau mama kamu tu daripada keturunan kita ...."
" Atok maksud kan saka ? Keluarga kita ada ' bela' tok ? Ya Allah , tok tahukan ia syirik...?"
Atok seraya tersenyum lalu disuakan cangkir ke mulutnya lalu kopi itu di cicip sedikit .Kemudian perlahan- lahan diletakkan semula .
" Ameera, orang dahulu boleh di katakan semua orang datuk nenek mereka akan ' membela ' untuk ' ia' menjaga keselamatan, kebun dan harta mereka.Dan pabila yang ' membela' nya telah tiada , ia harus di warisi ...."
" Ya, Ameera pernah juga dengar...Sehingga keturunan sekarangkan ...."
" Iya, tapi tak semua yang akan mewarisinya ...Tak semua orang sukakan perkara- perkara ini seperti ini "
" Yela tok . ..Syirik tok...Jadi ini bermakna ' benda ' itu sukakan arwah mama ? Dan pabila mama dah tiada ??? Ya Allah ! Tok ! Kami berdua tak nak tok...Tak nakkk.."
" Selagi kamu berdua berpegang pada iman inshaa Allah ' dia' agak sukar untuk mendekati kamu ...Atok bukan tak mahu putuskan 'dia' dari kita...Tetapi atok bukanlah dari keturunannya...Hanya keturunannya sahaja yang bisa putuskan..."
" Tok, boleh Meera tanya tak ? Bukan apa , dah lama dah Meera nak tahu ....Selama Meera balik kampung , Meera selalu perhatikan beberapa barang antik yang ada dalam rumah ini, setahu Meera ini semua bukan dari Malaysia...Lagipun terlalu lama , keris pusaka atok kat dinding tu pun bukan calang keriskan...? Loghat atok pun kadang- kadang ada jawa dalamnya ? "
" Ye sayang , sebenarnya atok tidak berasal dari sini.Begitu juga arwah embah kamu..Kami berhijrah ke sini zaman pemerintahan jepun dahulu..Kami berdua berasal dari yogjakarta...Percaya tak kalau atok katakan kami ni berdarah majapahit ...."
" Barang - barang itu semua , sudah berkurun lamanya...Tapi Meera nampakkan tetap utuh lagi .."
"Ya tok ....Dalam banyak barang yang ada Meera paling sukakan keris itu ...Tok, sebelum tu boleh tak Meera nak tahu ' belaan' arwah tu apa ya ? Mungkin Meera pernah nampak..."
" Tok pun kurang pasti nak...Tapi , apa yang arwah mama cerita ' benda ' itu seorang perempuan berpakaian .."
" Keraton..? Puteri keraton..
?" Soal Ameera Husna bulat matanya.Dah lama perkara ini sebenarnya sebelum hijab tertutup dan kini terbuka kembali .Selain penampakan lain, Ameera Husna juga seringkali terlihat seorang puteri jawa dan paling kuat tiap kali dia pulang ke rumah ini, rumah atok.
" Ye, maknanya Meera selalu nampakla...?"
" Ye tok..."
" Amboi, rancaknya berbual ? Berbual tentang apa tu ? "
" Hah , Meerul baru balik ? "
" Ahah ,tok..."
" Abang , nak air ? " soal Ameera Husna ingin bangun." Tak apa dik .."
" Atok dengan Husna bersembang tentang apa ? Macam seronok je Meerul tengok? "
" Tentang keistimewaan adik kamu , tentang asal- usul kita...."
" Ye abang ....Abang , percaya tak kalau Husna cakap kita ni berdarah majapahit.."
" Ye , Ameerul.."
" No wonderlah , slang atok kadang - kala kedengaran ala jawa..Dan barangan antik yang tu bukan dari sinikan..?"
" Betullah abang...Tepat juga tekaan kita bang...Abang , atok kata arwah mama dan arwah nenek pun macam Husna..."
" Terbuka hijab ? Arwah mama ? Tapi , selama ini tak pernah pula abang nampak arwah macam Husna ..."
" Tula bang..."
" Meera, Meerul arwah mama kamu kuat orangnya..."
" Abang , atok pernah cakap ' saka' keturunan kita mahu dampingi arwah mama , tapi arwah tak mahu ..."
Ameerul Husny terdiam seketika , otaknya mencerna sesuatu." Patutlah...," sahutnya terangguk- angguk." Kenapa abang ? Abang ada tahu sesuatu ke ? " soal Ameera Husna pula.
" Masa tu , Husna kecil lagi ...Abang dua kali tak silap pernah nampak arwah mama bercakap sendirian...Pelik juga dalam pelat jawa...Masa tu , arwah pun tak cakap kita ni berdarah jawa...Atok and arwah nenek pun bercakap macam kita, cuma kadang-kadang terkeluar loghat tu ..Abang ingat memang di sengajakan..."
" Abang , Husna pun pernah nampak...Dia puteri bang ...Seorang puteri keraton...," ujar Ameera Husna merenung ke arah satu sudut berdekatan keris pusaka, kelihatan seorang puteri berpakaian tradisi jawa sedang menari .Seram pula tiba - tiba.
" Kenapa tak bagitahu abang...?"
" Takut abang tak percaya...Lagipun , selama ini kita tak tahu tentang semua benda ini.." sahut Ameera Husna yang ralit melihat puteri itu menari .Lembut sekali liuk badannya.Tak ubah mariam ( PONTIANAK HARUM SUNDAL MALAM ).
" Meera nampak apa tu ? "
" Hah ! Atok ..."
" Atok tahu ..."
" Puteri tu atokkk...:"
" Hah ! Mana ? Mana ? ,"soal Ameerul Husny juga ingin melihatnya.
" Kat sudut papan yang ada keris tu bang ..."
" Tok, kalau tak keberatan boleh Meerul tahu nama keris tu ? Bukan taming sari kan..."
" Tok...Apa nama sebenar atok dan arwah nenek...?," sahut Ameera Husna pula pabila jelmaan puteri itu merenungnya tajam.Ameera cepat - cepat bersembunyi tepi atoknya.
" Atok bernama Darmo , arwah embah Djang Ratna...Keris itu pula Durgo Ngerik..." ujar atok menghabiskan rokoknya sebelum puntung di lemparkan ke tanah .
**********
SEMUA sudah lena di buai mimpi , tetapi tidak bagi Ameera Husna.Pabila berada di kampung , terutama didalam rumah lama ini macam- macam yang dia nampak .Ada yang bertenggek atas alang , atas almari , atas kerusi malas yang seringkali kita terlihat ia berhayun sendiri , main lampu dan banyak lagi lah ....
Gemerincing gelang kaki kuat kedengaran, haruman sundal malam juga makin harum semerbak.Ameera Husna selalu ternampak puteri ini jika di rumahnya atas loteng bawah biliknya.Tiap kali dia terdengar bunyi loceng , Ameera akan naik lalu pintu loteng yang jarang di buka , akan dia bukakan .
Jika di rumah atok pula, sudut gelap yang menempatkan keris Durgo. Perlahan- lahan Ameera Husna bersembunyi dan berdiam di balik dinding . Dan dalam masa yang sama , ada mata yang juga memerhatikannya .Sudah agak lama mereka tidak ketemu , entah kenapa tiba- tiba sahaja hatinya kuat mahu menemui gadis itu .
Lingsir wengi..
Lingsir wengi....
Sepi durung biso nendro...
kaghodo mring wewayang ...
Kang ngeridhu ati...
Kawetani...
Ameera Husna bagaikan terpukau dengan kemerduan suara bak buluh perindu itu .Tiba- tiba tubuhnya di tarik seseorang .
" Hah! Lepaskan aku ! " Ameera Husna meronta- ronta , tangannya ingin ditarik keluar dari cengkaman tangan lelaki itu .
" Ameera! Aku Arman ! Hei ! Kau tak kenal aku ke ? " Soal Arman menaikkan oktaf suaranya.Namun, Ameera tetap meronta- ronta dan terjerit- jerit .
" Lepaskan aku ! Kau siapa ? Kau bukan Puteri Raden Cendara! Lepaskan aku ! Lepaskan aku ! Hantar aku pulang ....! "
PAP ! PAP ! Semua lampu telah bernyala." Ameera ! Ameera ! Kenapa kamu nak? ," soal atok terus mendapatkan Ameera Husna yang sedang kesurupan itu .Mata hitamnya tiada , mata putih dan badan yang menggeletar teruk .
" Dia milik gue! ," bentak suara garau itu.Kini yakinlah atok bahawa cucunya itu telah dikuasai satu semangat lain.Ameerul Husny terduduk kerana terperanjat dengan jerkahan itu .Itu bukan suara adiknya .Arman pula terpelanting jauh kerana kudrat wanita jelita itu sangat kuat .
" Meerul ! Ambil kan atok bejana emas dan sebotol air mutlak ...."
" Bejana emas tok ? Nak ambil kat mana ?,," soal Ameerul Husny sambil mengetatkan ikatan kain pelikatnya yang hampir melorot itu ." Semua ada di dapur tu ! Cari cepat! Kita tak boleh lewat ! Kalau tak adik kamu akan jadi milik dia selamanya dan takkan kembali ! "
Mendengar sahaja statement itu , Ameerul Husny langsung bergegas ke dapur.Dia tak izinkan Ameera Husna di ambil pergi.Arman juga menelinga dan dia juga mahu membantu sahabatnya itu .
" Enggak....kang belongs kanggo kula...." ujar Ameera Husna yang kini di kuasai semangat puteri keraton itu .
Ameera Husna yang selama ini tidak dan tidak pandai menari tarian asli jawa kini terliuk - lentok badannya menari sambil menyanyikan durmo lingsir wengi.
"Letakkan di situ ," arah atok agak tegas.Dia tak boleh tunjuk kelemahannya di hadapan ' saka ' itu ." Meerul ! Bila atok suruh pegang , kamu terus pegang adik kamu tu "
Atok terus mengisi bejana emas itu dengan ditemani beberapa ayat suci al quran." Dheweke ora darbe sampeyan ! Kowa saka kene!! " Bentak Atok sambil merenjis air dari dalam bejana itu ke muka Ameera Husna yang kesurupan.Terjegil- jegil matanya kini.
" Argh....aku lara!!! Kang belongs kanggo kula....!" Jerit suara itu merintih kesakitan.
" Pindhah saka kene !!! "
" Iki ora umah !! "
" Pindhah saka kene !! "
" Ora!!! Arghh!! " Semakin teruk teriakannya tatkala ibu jari kaki Ameera Husna di picit kuat .
" Meerul ! Pegang !" Teriak Atok pabila Ameera Husna makin teruk menggeleparnya.Terketar- ketar seluruh badannya kini.
Kelihatan asap keluar dari dalam mulut Ameera yang ternganga.Mata hitamnya kian menjelma.Arman juga bersyukur dari kejauhah .
" AKU BAKAL BALI !!!"