Kosong Tetap Kosong
Mengapa harus aku bersedih,
pada sesuatu yang tak pernah kumiliki?
Angin lalu tak bisa digenggam,
bayang-bayang tak bisa ditawan.
Apa ertinya berharap,
pada janji yang tak pernah wujud?
Apa gunanya meratap,
pada impian yang sekadar ilusi?
Kosong tetap kosong,
tiada yang hilang, tiada yang datang.
Jika tiada mula, tiada akhir,
mengapa harus aku mengukir getir?
Langit mendung tak selalu hujan,
dan mentari kadang bersembunyi.
Namun, hatiku bukan cakrawala,
yang mampu menampung segala cuaca.
Aku berjalan tanpa peta,
menyusuri lorong yang tak bernama.
Menanti sesuatu yang tak pernah ada,
menggenggam harapan yang sia-sia.
Andai waktu bisa berpaling,
aku tidak akan menunggu.
Andai kenangan bisa terpadam,
aku tidak akan merindu.
Namun di sini aku berdiri,
di ambang mimpi dan realiti.
Kosong tetap kosong,
dan aku... hanya bayang diri sendiri.