Di Mana Aku Nanti?

Di mana aku nanti,
bila waktu telah melipat langkahku,
bila garis di wajah menjadi peta usia,
bila impian yang kugenggam
hanya tinggal bayang di jendela senja?

Di mana aku nanti,
dalam deretan nama yang kian pudar,
dalam kenangan yang tak lagi disebut,
atau dalam sunyi yang tak pernah aku kenal
sehingga ia datang menjemput?

Aku bertanya pada angin
namun ia hanya berbisik samar,
aku bertanya pada bintang
namun ia hanya berkedip diam.
Mungkin jawabannya
ada di setiap jejak yang kutinggalkan hari ini.

Adakah Kau Masih Ingat Aku?

Adakah kau masih ingat aku,
di sela waktu yang terus berlari,
di antara ribuan wajah yang datang dan pergi,
di halaman kenangan yang kau selak sekali-sekali?

Adakah suaraku masih bergaung
di ruang kecil ingatanmu?
Atau ia telah karam
di lautan hari-hari yang terlalu deras?

Aku tidak meminta banyak,
hanya sekelumit ruang di sudut hatimu,
tempat aku pernah berdiri sebentar
sebelum angin menghapus tapakku.

Pesanan Dari Masa Lalu

Aku dari masa lalu,
datang membawa pesan yang kau lupa,
tentang langkah-langkah kecil yang dulu kau ragu,
tentang impian yang pernah kau genggam sepenuh jiwa.

Dengar aku,
masa depan yang kau kejar
hanyalah ilusi tanpa akar.
Jangan lupakan tanah tempat kau mula,
jangan biarkan hatimu jadi batu
dalam perjalanan yang penuh badai.

Aku dari masa lalu,
hanya ingin mengingatkan,
bahawa kau pernah percaya pada diri sendiri
sebelum dunia mengajarkanmu takut.

Jangan lupakan aku.
Jangan lupakan kau yang pernah berani.