Dunia Korporat, Jiwa Seniku
Di siang hari, aku bertali leher,
Bernafas dalam bilik berkaca,
Jari menari di papan kekunci,
Mengejar angka, memenuhi jadual.
Tapi dalam hela lelah senja,
Jiwaku meronta di sebalik kertas,
Bukan laporan, bukan analisis,
Tapi puisi yang menolak mati.
Malam jadi pentas rahsia,
Saat sut disangkut di dinding,
Jiwaku menari dalam aksara,
Menghidupkan seni yang hampir hilang.
Mereka kata, dunia ini kejam,
Tiada ruang untuk jiwa berlagu,
Namun aku bisik pada bulan,
Aku masih ada, aku masih aku.