Seteguh pohon mapel,
Tetap setia berdiri teguh,
Meskipun musim terus berganti,
Begitulah hatiku,
Setia menunggu cinta,
Yang tidak pernah kunjung tiba.
Adakalanya ku menangis,
Menangis melihat sang mapel
Diliputi dingin salji,
Adakalanya aku tersenyum,
Tatkala sang mapel indah
Dihiasi bunga
Adakalanya hati ini hangat
Pabila sang mapel tersenyum
Merasai hangatnya
Sinar mentari.
Ada suara cinta di hatiku,
Ketika melihat senyumanya,
Senyuman
Buatkan hatiku luruh,
Luruh umpama dedaun mapel,
Gugur pada musim luruh.