Akhirnya kutemui jawapan pasti,
yang terselindung disebalik realiti,
yang pedih menusuk sanubari...
Rupanya tak silap menduga beluncas,
menyorok ia bersama unggas,
di rimba raya yang luas...
Itu janji Ilahi yang pasti,
itu niat merpati sejoli,
itulah jua yang terjadi...
Ini doaku nan abadi suci,
walau kau bukan lagi disisi,
Bersama bicara tentang cita,
yang kini tinggal hanya nama,
Walau dari kejauhan ini,
ku mohon berkatilah dia Ya Rabbi...
Maka, di rimba raya luas,
sang kodok menyapa unggas,
deru angin lalu deras...
Langkah sang belang simpang-siur,
sang kancil dan pelanduk menelan liur,
hanyalah idamkan si ayer nyiur...
Ada sungai mengalir indah,
di celahnya buaya bermadah,
raja rimba menelan sumpah,
di sebalik gunung nan megah...
Dan di jernih air di kali,
berenang-renang si anak keli,
dengan si ibu berselang-seli...
Adapun hati yang rawan,
sedang asyik merenung awan,
rindu yang tak keruan...
Yang dekat dalam diri,
yang jauh dalam hati,
yang tak akan mengerti,
yang tahu hanya Ilahi...
Ada pipit dan jua nuri,
kakak tua tak henti berperi,
merak pula menari-nari,
hanya enggang yang bersendiri...
Hari pun silih berganti,
musim nan indah bak melati,
kerbau berendam bangau meniti,
jangan bah di sudut hati...
Lantas jendela pun dibuka,
di lontar jauh segala duka,
hanya yang tinggal parut luka,
dan wajah yang penuh suka...'',)
Januari 2011
Kuantan, Pahang DM
Portal Ilham tidak akan bertanggungjawab di atas setiap komen yang diutarakan di laman sosial ini. Ianya adalah pandangan peribadi dari pemilik akaun dan ianya tiada kaitan dengan pihak Portal Ilham.
Portal Ilham berhak untuk memadamkan komen yang dirasakan kurang sesuai atau bersifat perkauman yang boleh mendatangkan salah faham atau perbalahan dari pembaca lain. Komen yang melanggar terma dan syarat yang ditetapkan juga akan dipadam.