LANGKAHNYA diatur menghampiri si gadis yang sedang duduk di tepi padang sekolah itu.
“Awak termenung apa tu?” Punggungnya dilabuhkan disisi gadis bertudung biru. Bibir mengukir senyum segaris memandang si buah hati sebelum dia turut sama memandang ke arah padang hijau.
Gadis itu mendongak memandang si teman yang menegur.
“Em? Oh, teringat memori zaman muda-mudi.” Pandangan kembali ditala ke arah padang.
Senyap.
“Memori best ke tak best tu?” Gadis itudikerling.
“Both..”Tangannya ditopang kebelakang. Kepala didongak, merenung langit biru. “Sebab semua memori tu mendewasakan. Kan?”
Lelaki itu senyum. Ikut merenung langit. “Haah.”