dipaksanya sebuah kebenaran
dibiarnya berjelaga sebuah amarah
dibunuhnya hari nan indah
dihelanya nafas penuh dengki
dididiknya angguk anak ke simpang salah
apa dijamu hanya hasad dendam
yang entah bila akan jumpa jalan pulang
selagi maut belum menerkah
selagi itu lidah bisa terus menjalar