Rumah ibu menanti riuh
bersimpuh diam di balik kebun getah yang lusuh
jendela tua mengintai harap pada kelibat yang lalu
garis – garis cahaya menjenguk penuh kasihan
memperlihat putaran hari pada dinding kamar yang usang
basah pekat usang itu dengan tinggalan kasih ibu
menanti dikuak diraup dahaga anak – anak
sesekali sunyi yang dingin mengadu kecewa
“rumah ibu, anak – anak mu sudah tidak mahu pulang lagi”
tinggallah rumah ibu tinggallah sendiri
ditemani sepi menghitung hari kembali ke bumi.