Kulewatkan ingatan sendiri sepi buat di sana yang pernah dulu menanti Kenangan yang sekian lama terlakar di kotak hati. Mahu sedaya aku hapusi biar tak terlayar lagi sebagai mimpi siang ngeri Kembang-kembang yang pernah dulu aku rawat rapi kini terlayu lemah bagaikan mengerti rasa rasa hati
Titian jalinan hangat bersama dalam yakinnya untaian doa cinta pada Tuhan. Biarlah masih teruntai hingga buat rasa ini tak mungkin merungkai Kerna pasti doa tulus nan ikhlas itu dilihat tepat dinilai seinci-inci di kaca ekspektasi Tuhan.
Terbanglah tinggi bak camar menghuni lama sangkar emas dan lagi merindukan bebas hakiki Kata lepas dan pergi, sudah dulu terbebas dari bibir pengukir janji Mengharap wujud kau doakan aku selalu meski sesudah ini namaku tak lagi jadi penyeri Perjalanan hidup kita masih berlopak ranjau berpagar perit namun sakti kuasa rasa tak mungkin meninggalkan sendiri.
Dari sudut kenangan yang lampau jauh di heningnya malam yang cahayanya terang lewati rasa sepi walau mentari tak bersinar Sepasang camar berdansa riang di atas gelombang kehidupan Menebarkan rasa tentang pentingnya sebuah kebersamaan mahupun perjalanan.
ku jernihkan kutipan pasir dilaut pantai jernih Berhias diri birunya langit di pelupuk mata Suara hati tenang dengan alunan jiwa di rasa segenap bintang dibulan angkasa.
Terbangunlah dan bukalah mata hati Tataplah langit yang indah disana sebelum jingganya kembali kelembah keindahan,Perjalanan amatlah panjang kian membentangTaklukan ombak dan arungi lautan sendiri dan pergi.